Bioenergi Sejalan Dengan Agama

BioenergiCenter Yogyakarta
Bioenergi Sejalan Dengan Agama

BioenergiCenter.com – Teori-teori yang berkembang dalam ilmu pengetahuan, pada kenyataannya tidak selalu sejalan dengan ajaran agama. Pada titik inilah orang mulai mempertentangkan ilmu pengetahuan dengan agama. Setiap orang bertanya-tanya apakah keduanya berjalan seirama dengan prinsip dasar yang dapat diterima oleh akal manusia dan sesuai dengan prinsip Sang Pencipta. Tanpa pemahaman yang pasti, kita justru akan mengalami kemerosotan dan mati karena manusia merupakan makhluk yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Mereka tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita atau pun mencegah segala malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Mereka akan melewati semua itu dengan baik hanya jika mau bertawakkal kepada Rabb-nya, percaya sepenuhnya kepada pelindung-Nya dan menyerahkan semua perkara hidup kepada-Nya.

Kehidupan manusia tidak pernah luput dari malapetaka, entah itu penyakit atau pun beragam problematika lainnya di saat kita menjalani kehidupan. Bila manusia merasakan suatu penyakit, apa pun akan dilakukan untuk mendapatkan obat atau metode penyembuhan yang efektif meskipun itu harus menguras harta mereka. Tidak semua orang menyadari bahwa sebagian besar penyakit berasal dari diri sendiri. Pola hidup tak sehat serta lemahnya spiritualitas akan menyamarkan arah hidup kita. Aktivitas demi aktivitas yang dilakukan hanya sebagai sebuah ritual yang telah kehilangan esensinya. Tidak heran jika berbagai penyakit fisik dan psikis datang silih berganti di dalam kehidupan kita.

Di zaman ini banyak kita temui metode yang menawarkan efektivitas kerjanya dalam mengatasi berbagai masalah hidup, termasuk menyembuhkan penyakit. Kita sudah seharusnya waspada dan dapat menyaring segala fenomena yang hadir agar tidak merugikan satu sama lain. Di kehidupan kita terdapat suatu ilmu yang bersifat Ilmiah, Alamiah dan Illahiah yang sering disebut dengan Bioenergi. Bioenergi menawarkan solusi hidup terbaik dari berbagai permasalahan yang sering kita hadapi. Sebagian orang mungkin akan melontarkan pertanyaan seperti ini, “Apa sih Bioenergi itu”? Bagi orang yang sedikit lebih tahu, mungkin akan melontarkan pernyataan yang bersifat sinis, “Halah, paling itu juga main dukun. Awas, jangan kasana, syirik itu”!

Jika ada teori ilmu pengetahuan yang tidak sesuai dengan ajaran agama, tugas umat manusia adalah membuktikan bahwa teori tersebut tidak benar. Hal ini tentu akan menjadi sumber motivasi yang sangat kuat bagi kita untuk mengembangkan teori ilmu pengetahuan yang sejalan dengan ajaran agama. Dalam pandangan umum, Bioenergi sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama karena energinya secara langsung bersumber dari Allah. Kecerdasan Bioenergi meletakkan agama sebagai pedoman hidup sehingga akan membuktikan kebenaran-kebenaran hidup yang selama ini tidak kita sadari. Hasil pemanfaatan Bioenergi ini justru akan memperkuat keyakinan seseorang akan rahasia kehidupan yang sejalan dengan ajaran agama yang dianutnya.

Bioenergi merupakan hasil yang tak terelakkan dari proses evolusi, yaitu dorongan menuju kesempurnaan dengan memahami, merasakan, merefleksi serta membangkitkan inspirasi baru. Metode alamiah ini sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Ia ada dimana-mana, baik pada tumbuhan, binatang, alam sekitar, manusia bahkan pada benda mati sekali pun. Karena berasal dari Allah dan bersifat alami, Bioenergi memiliki sifat kecerdasan tersendiri bila dimanfaatkan untuk mencapai kebaikan hidup, baik secara fisik, emosional, mental, sosial, ekonomi maupun spiritual. Secara ilmiah, Bioenergi dapat menyusup ke dalam sistem tubuh makhluk hidup dan di setiap sudut di alam semesta.

Syaiful M. Maghsri sebagai Penemu dan Formulator Ilmu Bioenergi menuturkan bahwa Bioenergi merupakan tradisi spiritual yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi hati, jiwa, pikiran maupun kesehatan yang terganggu. Setiap orang dapat mempelajarinya dengan mudah serta mempraktekkannya sesuai dengan jalur agamanya masing-masing karena tidak bertentangan dengan syariat aqidah. Jadi, Bioenergi merupakan seni menyadari hidup dimana sedikit kesadaran saja akan mengembalikan seseorang pada jalan yang benar untuk menjalankan kewajiban-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Praktik spiritual Bioenergi memiliki empat kerangka epistemologis yang membuktikan bahwa Bioenergi merupakan suatu ilmu yang sejalan dengan ajaran agama.

Pertama adalah yakin. Bioenergi selalu menekankan bahwa kita harus memiliki keyakinan terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri maupun terhadap apa yang kita lakukan. Yakinlah bahwa segalanya hanya akan berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan dan yakinlah pula bahwa yang kita lakukan sebagai ikhtiar penyembuhan atas penyakit yang kita derita. Dalam hal ini, langkah awal yang harus kita jalankan adalah proses pemuliaan hati, penataan ulang maksud hati dan penjernihan tujuan hidup. Hal ini tentunya sesuai dengan Firman Allah : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu” (QS. Al-Baqarah 216). Ayat ini menegaskan bahwa kebanyakan manusia hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang berbagai hal yang ia hadapi di dunia ini. Seringkali kita berprasangka buruk terhadap suatu hal yang sebenarnya baik, begitu pun sebaliknya. Dari sini Allah mengingatkan agar manusia berhati-hati dalam melangkah dan menentukan sikap terhadap segala hal yang belum ia pahami dengan baik.

Kedua adalah niat. Peranan niat dalam usaha penyembuhan tidak boleh diabaikan karena niat yang mantap (tanpa keraguan) akan menentukan hasil akhirnya. Dalam hal ini, niat berfungsi sebagai program awal. Segala amal perbuatan harus didasari oleh niat dan hasilnya ditentukan oleh kesungguhan niat. Niat memiliki hubungan yang erat dengan “keyakinan”, seperti Sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini : “Sesungguhnya amal perbuatan itu harus disertai niat dan setiap orang akan mendapatkan balasan amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berhijrah hanya karena Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya tersebut akan menuju kepada Allah dan rasul-Nya. Barang siapa berhijrah karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi maka hijrahnya tersebut menuju pada hal yang ia inginkan” (HR Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari dan Abdul husein Muslim bin al-Hajajan Naisburi).

Ketiga adalah usaha. Setelah memantapkan niat, jalankan niat tersebut dengan tindakan (action) sesuai dengan tujuan yang kita harapkan. Jangan terpengaruh oleh hal-hal yang berada di luar tujuan; tetaplah berada dalam jalur usaha kita seperti Firman Allah berikut ini : “Hai anak-anakku, pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. Janganlah kamu berputus asa akan Rahmat Allah. Sesungguhnya jika kita tiada berputus asa akan rahmat Allah, kita bukanlah kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87). Ayat ini menegaskan perintah Allah agar kita selalu berusaha dan tidak berputus asa selama masih ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Allah melarang seseorang berputus asa karena ini sama halnya dengan tidak mengakui Allah sebagai penguasa tunggal di alam ini. Atau dengan kata lain bahwa manusia tidak meyakini bahwa Allah mampu membalikkan keadaan apa pun seperti yang Ia kehendaki.

Keempat adalah pasrah (tawakkal). Sikap ini ditujukan terhadap apa yang Anda usahakan tanpa rasa ragu sedikit pun. Serahkan semuanya kepada Tuhan dan biarkan hasilnya hadir secara alamiah. Yakinlah bahwa sesungguhnya Tuhan telah mengatur segala hal yang akan memunculkan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Bila kebaikan adalah hal yang kita harapkan, berpasrahlah kepada Tuhan agar kebaikan tersebut dapat kita raih di masa depan. Posisi hati seperti inilah yang disebut dengan sikap pasrah (tawakkal), seperti Firman Allah berikut ini : “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal), yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba Nya” (QS. Al-Forqon: 58). Ayat ini menegaskan bahwa setelah kita memiliki rasa yakin, niat kuat serta usaha keras maka langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah bertawakkal kepada Allah. Disinilah manusia akan dipuji oleh-Nya sejauh keyakinan kita akan kekuasaan Allah.

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa metode Bioenergi bukanlah suatu hal yang bertentangan dengan syar’i karena disini karena ilmunya selalu mengarahkan diri kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap pemanfaatan dan penyaluran Bioenergi harus didahului dengan Doa kepada Allah dan dilanjutkan dengan dzikir secukupnya. Ketika manusia mulai menempuh jalan spiritual ini, ia akan merasakan dorongan yang besar untuk merasakan kekuatan alam di dalam dirinya. Selanjutnya, Bioenergi akan meyelaraskan dan mengharmoniskan kehidupan melalui proses pengisian wahana hidup Anda dengan energi spiritual sehingga Anda akan masuk ke alam kedamaian hati dan pikiran yang selaras dengan ajaran agama masing-masing.

Ingin MENDONGKRAK Potensi KESUKSESAN Untuk Hidup Lebih Kaya, Sukses, Sehat dan Sejahtera???? KLIK DISINI

Bioenergi Sejalan Dengan Agama
Scroll to top